2016年10月1日土曜日

Semangat Berbagi Akan Melipatgandakan Kebahagiaan

Semangat Berbagi Akan Melipatgandakan Kebahagiaan

sharing-is-caring

Sebut saja namanya, Hashimoto-san. Sosok yang menarik dan penuh semangat. Pria berusia lanjut yang energik dan selalu berpikiran positif. Pensiunan karyawan sebuah perusahaan yang cukup ternama di negara Jepang. Kehidupannya cukup materi dan tak kurang sesuatu apapun. Hidupnya terlihat bahagia. 

Hari ini mendadak saya berjumpa dengan beliau di toko tempat saya bekerja. Lebih dari 2 minggu tak melihatnya. Memang beliau biasa suka berkunjung ke toko, kadang membeli sesuatu, borong sana sini sesuka hati. Kadang sekadar mampir, menyapa, dan mengobrol saja. Sosok yang bikin "rame" suasana.

"Sashiburi! Genki desu ka?"  sapaku dengan nada riang. "Lama tak jumpa. Apa kabar?"
Hashimoto-san seperti biasa menjawab, "Genki da yo..." Sehat dan baik.
Usianya memang tak muda lagi, kisaran 70 tahun ke atas. Tetapi yang mengherankan adalah semangatnya yang masih rajin bekerja. Jangan heran, di Jepang memang ada juga manula yang bekerja sesudah pensiun. Ada 2 kemungkinan: memang perlu uang karena uang pensiunan tak cukup, ada juga yang memang tidak bisa "diam" alias tidak mau menganggur tanpa pekerjaan.
Kebetulan Hashimoto-san termasuk tipe ke-2, manusia yang tidak bisa "diam" alias tidak mau menganggur. Menarik cara berpikirnya.

Saya masih ingat dengan jelas kejadiannya. Dua tahun yang lalu, saat toko senggang tanpa pengunjung, saya bertanya, "Kenapa Pak Hashimoto masih bekerja juga, toh sudah masuk masa pensiun dan bukankah lebih baik momong cucu saja?" candaku dengan nada ingin tahu.
"Kalau otak tidak diasah, badan tidak bekerja maka aku akan lebih cepat penyakitan. Sakit-sakitan dan merepotkan keluargaku. Bahkan lebih cepat menghadap 'Kamisama' Tuhan alias meninggal dunia," jawabnya dengan tanpa tedeng aling-aling. Berbicara sambil tersenyum penuh semangat.
Jangan terkejut. Orang Jepang sama dengan orang dari negara lain juga. Kalau sudah akrab, biasa juga tidak banyak basa basi. Omong apa adanya.

"Aku ini sudah tua, pensiunan tapi aku masih bersemangat untuk berbagi dengan sesamaku. Masih bisa digunakan otakku yang tua ini, pengalaman juga bagus. Jadi sayang kalau hanya disimpan di otak dan tidak dibagikan ke generasi berikutnya," lanjutnya.
Mendengar jawaban beliau, saya mangut-mangut tanda mengerti. Jawaban lugas dan penuh pengertian yang mendalam tentang kehidupan. Sesorang yang sudah berpengalaman melalui terjangan kesulitan hidup.

"Dengan berbagi ilmu dan pengalaman sebenarnya sama saja artinya kita menolong diri kita sendiri. Kita akan lebih bisa menikmati hidup ini dengan lebih bahagia. Lihat saja pancaran kebahagiaan dari orang yang kita bantu, itulah yang akan melipatgandakan kebahagiaan yang kita terima," ucapnya tanpa titik koma.

Saat mendengarkan perkataan beliau memang saya hanya tersenyum saja. Memaklumi bahwa memang namanya orang tua pastilah suka memberikan petuah-petuah kehidupan. Hanya itu saja yang teringat karena memang menarik cara berpikirnya, jadi tersimpan di dalam memori.
Tak disangka 2 tahun kemudian saat saya mengikuti Seminar  Luar biasa " Arsitek Nasib" Pak Andrie Wongso pada tanggal 17 April 2016, saya bertemu lagi dengan perkataan yang sama persis diucapkan oleh Hashimoto-san. Luar biasa!

Buku Andrie Wongso yang saya beli saat mengikuti seminar, berjudul "20 Wisdom & Success" pun memuat prinsip yang sama dengan yang diucapkan oleh Hashimoto-san. Kurang lebih intinya sama!
"Dengan mau berbagi, kita sebenarnya sudah menjadi tuan bagi harta kita sendiri. Kita akan lebih bisa menikmati hidup ini dengan lebih bahagia, karena pancaran kebahagiaan dari orang yang kita bantu akan melipatgandakan kebahagiaan yang kita terima."
Luar biasa! Memang orang yang sudah kenyang dengan pengalaman hidup pastinya bisa mengatakan hal tersebut, berbagi dengan sesama. Salut saya untuk Pak Andrie Wongso, Motivator No. 1 Indonesia  dan juga Hashimoto-san. Bravo!

Salam luar biasa,
Hani Yamashita, Jepang 
(kontributor)


0 件のコメント:

コメントを投稿