2013年6月2日日曜日

Ada Cinta di Jepang

Telepon berdering. Shachou ( manajer) segera mengangkat telepon dan terlibat pembicaraan dengan salah satu pelanggannya. Tak lama kemudian, Shachou memberi kode untuk bersiap karena "pelanggan istimewa" akan datang.

Saya segera mengangguk paham dan bergegas membenahi segala yang ada. Pelanggan istimewa ini sudah hampir  2 tahun datang ke toko untuk berbelanja. Kami menyebutnya "pelanggan istimewa" karena memang ada keistimewaan dari pelanggan tersebut.

Salah satu sosok yang saya kagumi. Pelanggan istimewa ini adalah pasangan manula, berusia 65-70 tahun ke atas. Sebut saja, Takehara-san dan isteri.

Saya teringat musim dingin 2 tahun yang lalu sebuah mobil pick-up buntut datang ke toko. Saat itu toko cukup ramai suasananya. Saya masih sibuk membantu seorang pelanggan mencari barang yang diinginkannya. Tiba- tiba Shachou memanggilku.

" Aneh, sedang sibuk. Masih juga dipanggil ke halaman luar?", batinku sedikit menggerutu, tanda tak puas.

Sesampainya di halaman luar, shachou tengah berbincang dengan seorang bapak tua. Sedangkan seorang ibu tua tetap berada dalam mobil. Semakin mendekati mobil tersebut, saya segera paham. Ada tanda mark kursi roda pada mobil tersebut. Hmm, besar kemungkinan ibu tua yang berada di dalam menggunakan kursi roda dan tak mampu berjalan. Luluh segera kejengkelanku. Akh, saya terlalu berprasangka, pantaslah shachou memanggilku keluar.

Benar tebakanku. Isteri Takehara-san ternyata menderita kelumpuhan parah, sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. Konon akibat kecelakaan lalu lintas yang fatal. Waktu yang lama, lebih dari 30 tahun duduk di kursi roda. Pak Takehara begitu penuh perhatian dan terlihat sekali pasangan manula itu saling mengasihi. Sesuatu yang cukup langka di Jepang.

" Kami baru sekali datang kemari dan ingin melihat, tetapi isteri saya tak leluasa bergerak. Dia banyak mendengar cerita dari sesama temannya, akhirnya isteri minta diantar kemari", tuturnya dengan nada ceria.

Tanpa menunggu waktu, shachou dan saya segera paham. Memberi keleluasaan agar isteri pak Takehara bisa bebas bergerak dan memilih barang yang disukai.

" Baik, beri kami waktu berapa menit untuk memberesinya. Mengeluarkan barang ke bagian terdepan di toko agar mudah baginya untuk memilih barang", ucap shachou sembari segera mempersilakan masuk kedalam toko agar tidak kedinginan. Saya bergegas pamit dan memasuki toko kembali untuk membereskan segala sesuatu. Cukup penuh barang di dalam toko sehingga butuh jalan yang lapang agar kursi roda bisa bergerak leluasa di dalam toko.

Pak Takehara dengan sigap segera membantu sang isteri untuk duduk di kursi roda. Mendorongnya dan meletakkan secarik selimut di pangkuannya. Sang isteri terlihat berbinar matanya menatap barang-barang di dalam toko. Sesekali sang isteri memintanya mengambil barang di rak atas atau rak bawah, dengan sigap pak Takehara pun mengambilnya. Terlihat sekali keduanya begitu mengasihi, itulah yang membuatku kagum. Cinta tak lapuk dilekang waktu. Ada cinta di Jepang, bahkan ada banyak cinta. Suami begitu sabar melayani isteri yang menderita kelumpuhan. Luarbiasa kekuatan cinta.











Sejak itulah, pak Takehara dan isteri kerapkali berkunjung ke toko. Kadang kala telepon terlebih dahulu hanya untuk mengabarkan akan datang. Kadangkala saat toko tak banyak pengunjung, Shachou menemani pak Takehara berbincang-bincang. Isterinya tentu saja asik memilih barang sembari saya bantu mendorong kursi rodanya. Mungkin itu juga cara melepas penat ala pak Takehara, berkunjung ke toko sekaligus berbincang-bincang dengan shachou.

Satu hal yang saya pelajar dari pasangan manula ini, kesabaran yang luarbiasa dalam mengarungi kehidupan pernikahan. Pasangan sakit lebih dari 30 tahun tetapi suami tetap telaten merawatnya dan justru keduanya semakin kuat ikatan batinnya. Contoh yang bagus arti sebuah pernikahan. Suka duka ditanggung bersama.




salam hangat dari Jepang,
Hani Yamashita


Ps: Telah dimuat di Kolom Kita ( Koki) pada tanggal 2 Juni 2013,
http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/8/3925/ada_cinta_di_jepang_

2 件のコメント:

  1. Beruntung sekali bisa menemukan suami seperti itu. salam kenal mbak hani. apa mbak asli dari Jepang?

    返信削除
    返信
    1. Salam kenal juga, mba Agustinadian Susanti. Saya juga beruntung bisa berkenalan dengan pasangan manula ini. Tidak, saya asli masih dari Indonesia...:)) Kebetulan saja suami orang Jepang.

      削除