2013年3月11日月曜日

Mengenang 2 Tahun Gempa dan Tsunami Tohoku



2 Tahun yang lalu tepatnya terjadi gempa Tohoku. Gempa dahsyat yang melanda Jepang bagian timur. Gempa yang menelan banyak korban jiwa, korban luka, kerugian materiil dan bahkan masih menyisakan banyak tanda tanya hingga saat ini. Korban tewas secara resmi di sebutkan 15.269 dan 8.526 hilang di wilayah korban bencana alam.

Tepat 2 tahun yang lalu, 11 Maret 2011, pukul 14:46 terjadi gempa berkekuatan 9 skala richter, diikuti dengan tsunami setinggi 10 meter. Konon, di beberapa perfektur dilaporkan terdapat jejak tsunami lebih dari 10 meter. Kerusakan parah terjadi di enam perfektur. Tetapi yang terparah adalah perfektur Miyagi, perfektur Iwate dan perfektur Fukushima.


japan12.jpg (570×238)



Ibarat sudah jatuh, masih tertimpa tangga. Diawali dengan gempa bumi yang dahsyat , tsunami yang dahsyat masih pula di tambah dengan ancaman radiasi. Kerusakan fatal terjadi pada reaktor nuklir di Fukushima. Pendingin reaktor nuklir di Fukushima Daiichi mengalami kerusakan. Ditambah lagi tidak adanya aliran listrik pasca gempa bumi. Tanpa pendingin, tekanan di dalam reaktor pun meningkat dan dikhawatirkan akan meledak. Fukushima Daiichi terdiri dari enam reaktor. Yang dipermasalahkan adalah reaktor no. 1, 2, 3 dan 4. Sedangkan reaktor no 5 dan no.6 sudah dipastikan terkendali.

Kondisi Fukushima Daiichi pasca 2 tahun masih tak banyak berubah. Ada banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan TEPCO. Menurut pihak TEPCO, setiap hari ada sekitar 3000 pekerja yang masih melakukan pembersihan. Masih butuh waktu panjang. Konon butuh puluhan tahun untuk menyelesaikan Fukushima Daiichi hingga tuntas. Robot pun turut andil dalam melakukan pemantauan di dalam reaktor nuklir.

Ingatanku akan peristiwa 2 tahun yang lalu masih melekat dengan kuat di benakku. Bangsa Jepang, bangsa yang tangguh dan terbukti memang tak berlarut-larut tenggelam dalam kesedihan. Ketangguhan dan pelajaran hidup dari bangsa Jepang ini juga yang pun menginspirasi diriku untuk menuliskan dalam sebuah buku, " Japan Aftershock, Kisah-kisah Berani Menghadapi Tsunami".

0 (480×347)


2 tahun sudah bencana alam ini terjadi. Dalam kurun waktu 2 tahun pula, bangsa Jepang berupaya sekuat tenaga untuk bangkit dari keterpurukannya. Saya selalu mengikutinya dengan antusias geliat masyarakat Jepang dalam usahanya untuk bangkit menata hidupnya kembali. Mass media Jepang masih memberitakannya dengan rutin apalagi menjelang peringatan 2 tahun bencana alam ini.

Ada banyak badan sosial di Jepang yang terjun langsung membantu korban bencana alam terutama di tiga perfektur ini ( Miyagi-ken, Iwate-ken dan Fukushima-ken). Satu diantaranya adalah Yappesitouhoku. Cukup lengkap dan aktif kegiatan yang dilakukan badan sosial ini. Silakan klik saja,
http://yappesitouhoku.info

Pemeriksaan rutin terhadap kesehatan para korban pun masih dilakukan terutama wilayah yang dekat dengan Fukushima Daiichi. Ada kekuatiran bahwa bisa terkena kanker tiroid akibat paparan radiasi. Terutama bagi masyarakat yang tinggal cukup dekat dengan Fukushima Daiichi. Pemeriksaan terakhir dilakukan pada tanggal 8 Maret 2013. Ada sekitar 36.000 anak yang di periksa, semuanya dibawah usia 18 tahun. " Hasil pemeriksaan yang dilakukan di Fukushima perfektur tak berbeda jauh dengan hasil perfektur lainnya.", lapor Yasuo Kiryu, seorang petugas senior kementerian pada instansi radiological health control.

Bagaimana dengan kehidupan masyarakat ketiga perfektur saat ini ? Apakah bertambah baik, tetap atau justru terjadi banyak kemunduran. Ada banyak rintangan yang dihadapi. Daerah lokasi bencana alam memang rata-rata telah bersih dari sisa-sisa sampah, tumpukan materiil tetapi memang harus diakui kemajuan dari ketiga perfektur lamban. Ada banyak kendala, mulai dari sumber daya manusia, ganasnya alam, biaya, dan masih ada banyak lagi.

Minomonta ( biasa di panggil Mino-san), seorang presenter kawakan dari stasiun televisi TBS, memaparkan langsung dari pengamatannya di ketiga perfektur. Menemui langsung masyarakat yang tinggal di rumah-rumah yang dibangun sementara. Kondisi masyarakat sehat tetapi harus diakui masyarakat tersebut menginginkan di percepat kemajuan di ketiga perfektur. Keinginan yang sangat wajar ! Harapan yang sangat besar dari masyarakat adalah Pemerintah memprioritaskan pembangunan kembali di ketiga perfektur ini.

Seorang petani, Noburo Saito, 53 tahun, masih terus berjuang melawan rumor radiasi Fukushima. Kesulitan dalam menjual produk pertaniannya. Walaupun lolos uji tapi tak dapat dipungkiri bahwa label " radiasi Fukushima" memang melekat erat. Perjuangan yang berat. Ganbatte Kudasai !

Masanori Suzuki, 67 tahun, seorang pensiunan, mengerjakan taman. Impiannya membuat taman bagi penduduk Hirono, perfekur Fukushima. " Saya menamakannya taman ini, Bungakunooka. Harapanku, taman ini mampu membantu warga setempat sebagai tempat beristirahat. Simbol pulih dari bencana alam ini", katanya.

Akhir kata, masih panjang perjuangan dari ketiga perfektur ini. Teruslah berjuang dan jangan putus asa meraih masa depan yang lebih baik. Di balik kesedihan pasti ada secercah harapan. Minna-san, Ganbatte kudasai !


Sumber: mass media Jepang, TBS

Salam hangat dari Jepang,
Ryu & Yuka-chan no mama
( Hani Yamashita)












0 件のコメント:

コメントを投稿