Kekalahan Telak LDP - Jepang
Dear Zev, AsMod dan KoKiers Artikel kali ini sebenarnya lanjutan dari artikel sebelumnya yang berjudul " Siapakah Pengganti PM Taro Aso ? " yang telah dimuat di KOKI terdahulu , silakan klik http://www.koki-kolomkita.com/baca/artikel/2/453/siapakah_pengganti_pm_taro_aso_ Seperti yang mudah ditebak oleh banyak orang bahkan seorang warga non-Jepang seperti saya pun mampu menebak 2 bulan sebelumnya (17 Juli 2009 saat artikel sebelumnya ditayangkan di KOKI) bahwa kekalahan LDP (Partai Demokratik Liberal) sudah diambang pintu , masalahnya hanya seberapa telak kekalahan yang di derita LDP (Partai Demokratik Liberal) pimpinan PM Taro Aso. ![]() Langsung saja, tidak usah bertele-tele dan banyak basa-basi apalagi sudah banyak KoKiers yang membaca berita di berbagai mass media bahwa Pemilu di Jepang yang diselenggarakan pada tanggal 30 Agustus 2009 ditutup dengan kemenangan yang "Manis dan penuh kejutan" dari Partai Demokratik Jepang (DPJ). Maksud saya menulis "Manis dan penuh kejutan " dalam tanda kutip, karena memang kemenangan Partai Demokratik Jepang (DPJ) sesuai ramalan banyak orang dan banyak kejutan dimana banyak rakyat/wakil rakyat yang dulunya pengikut LDP (Partai Demokratik Liberal ) mangkir dan berontak besar-besaran dengan berubah haluan memilih partai oposisi, Partai Demokratik Jepang (DPJ). Kebetulan saya hanya bertindak sebagai "penonton" dari drama politik Jepang yang penuh dengan kejutan, persis kayak sinetron, ada banyak sifat manusia yang bisa diamati. Saya katakan "penonton" karena saya bukan ikut mencoblos saat Pemilu Jepang 30 Agustus 2009 (entah berapa tahun kemudian, lain perkara lagi). Jadi saya termasuk pihak "netral" yang belum kena banyak polusi dan janji-janji manis partai di Jepang. Partai Demokratik Liberal (LDP) yang sudah berkuasa di Jepang selama setengah abad (sekitar 55 tahun ) akhirnya takluk dengan partai oposisi, Partai Demokratik Jepang (DPJ). Ini membuktikan bahwa rakyat Jepang sudah diambang batas kesabaran terhadap ketidakbecusan kinerja Partai Demokratik Liberal (LDP) yang sialnya justru sebagai penutupan adalah PM Taro Aso yang melakukan banyak kesalahan. Ibaratnya permainan sepakbola, PM Taro Aso banyak melakukan tindakan "bunuh diri", memasukkan bola ke gawang sendiri. Silakan baca kesalahan telak PM Taro Aso cukup banyak, bahkan yang paling akhir PM Taro Aso mendapat label, "orang yang tidak sensitif dan tidak peka terhadap hak asasi manusia "gara- gara kebanyakan bicara secara blak-blakan yaitu saat menasihati orang muda Jepang supaya jangan menikah kalau tidak memiliki uang. Isu yang begitu sensitif di kalangan muda Jepang, kenapa harus disinggung di detik-detik terakhir Pemilu? Begitu saya membaca komentarnya yang kontroversial (26 agustus 2009), saya hanya tersenyum getir, klop sudah dan hancurlah sudah LDP ditangan PM Taro Aso. Pantaslah Hatoyama Yukio melenggang kangkung menyambut kemenangannya yang begitu "manis " . ![]() Permasalahannya, rakyat Jepang sudah muak dengan kinerja LDP yang dianggap tidak melakukan hal yang bisa membangkitkan kembali perekonomian Jepang yang cukup terpuruk. Bahkan tinggi angka pengangguran sejak LDP berkuasa yaitu 5,7 % membuat banyak rakyat Jepang yang menginginkan perubahan nyata. Rakyat Jepang banyak yang merasakan tidak puas dengan kinerja LDP yang dianggap tidak berbuat apapun untuk mengatasi permasalahan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Surat kabar The Yomiuri Shimbun terbitan hari ini, 31 Agustus 2009 sungguh mengesankan hanya terdiri dari 15 halaman yang semuanya hanya hasil Pemilu 30 Agustus 2009 dan kemenangan partai oposisi , DPJ terhadap partai utama LDP . Inila hasil pemilu Jepang 30 Agustus 2009 , yang saya kutip langsung dari Surat kabar Yomiuri Shinbun - Jepang :
Total 477 suara untuk wakil rakyat yang diperebutkan Kekalahan LDP yang begitu memalukan dan jauh dari prediksi membuat Taro Aso langsung mengundurkan diri sebagai ketua umum LDP . Seandainya Pemilu Jepang diadakan 2 tahun yang lalu setelah Shinzo Abe mengundurkan diri sebagai PM Jepang pastinya kekalahan yang begitu memalukan tidaklah dialami oleh LDP . LDP adalah partai yang" keras kepala" untuk melakukan perubahan dan tidak mau melakukan regenerasi penerus dalam partai. Terbukti wakil rakyat yang diajukan LDP berkisar usia antara 40 tahun hingga 71 tahun. Walaupun saya sadari sepenuhnya manula Jepang termasuk manula yang sehat dan masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari, akan tetapi perlu dan penting sekali untuk melakukan regenerasi penerus dalam tubuh partai bukan? Contoh paling nyata, wakil rakyat LDP yang berusia 71 tahun ini telah bercokol sebagai wakil rakyat selama 30 tahun. Saya heran, apakah diantara 120 juta rakyat Jepang tidak ada yang mumpuni untuk menggantikan wakil rakyat 71 tahun yang sudah seharusnya memasuki masa pensiun ? Berikanlah kesempatan buat kaum muda untuk juga berkiprah sebagai wakil rakyat. Itulah LDP yang keras kepala tidak mau melakukan regenerasi dan akibatnya fatal mengalami kekalahan telak dalam Pemilu. LDP ditinggalkan oleh kaum muda Jepang dan tidak favorit di kalangan kaum muda Jepang. Saya cukup yakin Pemilu kali ini usia produktif Jepang pasti pilihannya hanya DPJ, bukan LDP. ![]() Kebalikannya dengan DPJ, justru mengangkat banyak kalangan muda (usia produktif) berkisar 27 tahun - 50 tahun untuk duduk sebagai wakil rakyat. Bahkan jumlah wanita yang duduk sebagai wakil rakyat cukup banyak . Inilah perbedaan yang cukup menyolok diantara 2 partai ini. LDP kurang memberi "ruang " untuk kaum muda dan kaum wanita , akibatnya tidak cukup favorit dikalangan anak muda dan kaum wanita. Kesalahan yang sungguh telak. Inilah janji "manis" Hatoyama Yukio yang bagi saya sangat berkesan, sangat berbeda dengan janji "manis" Taro Aso. Hatoyama Yukio berjanji "Keras kerja selama 4 tahun dan tidak akan gampang mengundurkan diri sesusah dan serumit apapun permasalahannya. DPJ akan tetap bahu membahu, bekerja keras dengan rakyat Jepang untuk membenahi kehidupan rakyat Jepang". Itulah yang saya sukai dari DPJ, mau kerja keras dan tidak gampang "ngambek" mengundurkan diri . Memang ada kalanya bagus dan ksatria melihat LDP mengundurkan diri karena alasan kesehatan, tidak mampu dan lain sebagainya. Akan tetapi kalau cara "mengundurkan diri " yang terlalu sering seperti LDP membuat saya jadi berpikir , kapan kerjanya? Rakyat Jepang butuh hasil nyata bukan sekedar pertunjukan " pengunduran diri " yang terlalu banyak dilakukan LDP . Pandangan Pribadi Penulis Saya teringat perbincangan dengan Sensei (guru) yang saya hormati dan sebagai tempat saya bertanya banyak hal tentang Jepang, tempat saya tinggal saat ini. Suatu kali Sensei bertanya yang bikin saya termenung, "Seandainya kamu sebagai warganegara Jepang saat Pemilu nanti, partai mana yang akan kamu pilih?" Sesaat saya diam dan berpikir keras, bagaimana cara menjawab dengan "halus" tanpa menyakiti dan tidak menimbulkan kontroversial. Sensei adalah orang saya hormati, usia sekitar 60 tahun, pastinya adalah pendukung LDP yang cukup fanatik. Akhirnya saya menjawab dengan kiasan "Kalau kita umpamakan Jepang terkena penyakit akut, misalnya kanker stadium 4 dan kita tahu kanker adalah penyakit yang mematikan. Kita selama ini percaya hanya pada satu dokter karena dianggap dokter ini adalah dokter yang ternama, berpengalaman dan pasti berhasil ( kita umpamakan LDP ). Setiap kita tanya ke dokter LDP, jawabnya hanya "Sabar, sabar dan sabar". Padahal dokter ini tidak melakukan upaya apapun untuk meringankan penderitaan hanya upaya semu, disuntik obat penghilang rasa sakit terus. Ternyata kesabaran kita tidak membuahkan hasil artinya tetap terbaring sakit dan hanya bisa sabar ? "Kenapa kita tidak mencari second opinion untuk berjuang melawan penyakit tersebut? Memang dokter kedua (Dokter DPJ) bukan dokter ternama, tidak berpengalaman akan tetapi Dokter kedua ini mau kerja keras dan tidak sekedar menyuruh pasien terus untuk bersabar. Dokter kedua ini menawarkan kerjasama untuk melawan penyakit tersebut, tentu saja butuh kerja keras dari kedua belah pihak. Saya pribadi akan pilih dokter yang kedua yang bisa memberi secercah harapan, minimal saya sudah berupaya sekeras mungkin untuk berjuang melawan penyakit tersebut." ![]() KoKiers, selesai saya menjawab pertanyaan Sensei, saya perhatikan raut muka Sensei yang begitu sedih. Duh, saya jadi tidak "enak hati". Pikirku, "Dasar mulut, kalau bicara terlalu kasar". Detik-detik penantian jawaban dari Sensei membikin perut saya terasa mual dan berkeringat dingin . Tiba-tiba Sensei tertawa terbahak-bahak, lalu katanya "Betul sekali perumpamaanmu, itulah keadaan Jepang saat ini. Bahkan orang awam pun tahu bahwa sudah saatnya Jepang melakukan PERUBAHAN. Jepang harus bangkit kembali dan mari kita bekerja keras membangun negeri ini. Berikan yang terbaik buat negeri tercinta ini". Mendengar perkataan Sensei, bulu kuduk-ku merinding , "Memang luar biasa nasionalisme orang Jepang terhadap negeri Jepang" . Itulah salah satu kekuatan terpendam rakyat Jepang yaitu mau bekerja keras demi negeri tercinta. Akhir kata, pesan penulis untuk PM Hatoyama Yukio "Selamat untuk kemenangan dalam Pemilu, kemenangan yang luarbiasa. Janganlah terlena dengan kemenangan yang begitu telak, ingatlah rakyat Jepang mendukungmu untuk segera melakukan perubahan dan untuk segera bahu membahu membenahi kondisi negeri yang sudah parah. Saatnya untuk menepati janji manis-mu selama kampanye yaitu bekerja keras dan melakukan perubahan." ![]() Terimakasih untuk semua yang telah membaca, Zev, AsMod, KoKiers dan Sensei yang saya hormati. Zev, semoga cepat sembuh dan kembali bersama KoKiers. Referensi : The Yomiuri Shimbun ( Yomiuri Shinbun ) 31 Agustus 2009 , halm 1 - 15 . Salam hangat dari Jepang, Ryu & Yuka-chan no mama PS : Telah dimuat di KOKI pada tanggal 1 September 2009 |
2009年9月2日水曜日
Kekalahan Telak LDP - Jepang
登録:
コメントの投稿 (Atom)
0 件のコメント:
コメントを投稿