2016年10月1日土曜日

Anak Jepang Mandiri Sejak Dini

Japan-School-kids

Bulan Juni-Juli memang saatnya musim hujan di Jepang. Tiada hari tanpa hujan dan mendung. Pagi hari pun ada banyak anak-anak bersekolah, berjalan kaki, Kalau jauh biasa naik sepeda atau kereta lokal. Di hari hujan lebat pun tetap sama. Tak ada alasan untuk terlambat karena hujan. Dari kecil memang anak-anak Jepang dididik untuk mandiri. Hanya anak-anak TK yang biasanya masih diantar jemput orang tua atau ada fasilitas bis. Sedangkan anak-anak mulai dari SD biasa sudah dilepas mandiri, berjalan sendiri menuju sekolah.

Saat hujan pun, payung-payung kecil berurutan, berjalan kaki menuju sekolah masing-masing. Memang Jepang terjamin keamanannya dan relatif rendah tingkat kejahatannya. Menariknya, satu kejadian dimana salah satu peserta jatuh karena jalanan memang licin. Spontan ketua grup langsung berhenti dan membantu peserta yang jatuh. Ada yang membantu menggantikan membawa tas ranselnya. Si anak cukup tangguh juga mentalnya, tidak menangis. Dari arah seberang jalan, saya mengamati, ternyata grup ini kompak sekali dan saling bantu. Rasanya ikut lega.

Memang harus diakui, Jepang itu didikannya keras. Membiasakan anak untuk mandiri secara dini. Anak-anak dibiasakan pergi ke sekolah berjalan kaki dan tanpa diantar orang tua. Tidak ada istilah diantar. Kesannya memang kejam, tetapi di balik itu semua sebenarnya ada banyak kelebihannya. Membiasakan anak secara dini untuk kuat mentalnya, tanggung jawab dan mandiri.

Saat anak-anak masih kecil, kadang tidak tega juga melihatnya. Tapi seiring dengan waktu, anak justru semakin percaya diri bahwa dirinya mampu untuk mandiri dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Ungkapan yang sering diucapkan untuk menepis rasa kekhawatiran adalah "Kawaii ko ni ha tabi wo saseyo". Mari antar anak-anak menuju satu perjalanan. Makna yang tersirat adalah, orang tua harus memberikan kesempatan kepada anak untuk mandiri, belajar untuk mengurus diri sendiri karena suatu saat pun akan tiba waktunya bagi si anak untuk tumbuh dewasa dan hidup mandiri.

Kemandirian itu bisa dicapai dengan memberi banyak kesempatan mencoba. Pengalaman gagal sukses, pahit manis itu perlu bagi si anak untuk memperkaya pengetahuannya akan kehidupan.
Kehidupan di Jepang memang menunjang anak-anak untuk bisa pergi sekolah dengan berjalan kaki walaupun kadang jarak tidaklah dekat. Melihat anak-anak sekolah berada di dalam gerbong kereta seorang diri adalah hal yang biasa. Keamanan di jalan dan di sekolah memang terjamin. Biasa di tempat penyeberangan jalan pun ada orang tua murid yang bertugas untuk mengawasi anak-anak.

Memperbincangkan kemandirian anak Jepang sebenarnya sama juga dengan yang diungkapkan Andrie Wongso, motivator no 1 Indonesia. Kaya mental dalam artian tangguh dan mandiri. Jatuh bangun itu biasa. Gagal adalah satu proses menuju kesuksesan. Kemandirian pun juga butuh proses dan kesempatan mencoba secara berkelanjutan.

Salam luar biasa!

Ps: Telah dimuat di Andrie Wongso.com, 13 July 2016
http://www.andriewongso.com/anak-jepang-mandiri-sejak-dini/

0 件のコメント:

コメントを投稿