2009年11月12日木曜日

Pilih Cicak Atau Buaya ?
Ryu & Yuka-chan no mama - Jepang

Dear Zev, AsMod dan KoKiers,

Seperti yang pernah saya tulis di KoKiNegeriku tentang KPK vs Polri, atau yang sering di sebut banyak kalangan, Cicak vs Buaya.
http://www.koki-kolomkita.com/baca/artikel/3/803/ada_apa_dengan_polri_dan_kpk_
Entah kenapa bisa terpilih nama binatang yaitu cicak, buaya, ada juga komodo sebagai perumpamaan nama instansi pemerintahan Indonesia.


Akhir-akhir pertempuran antara Cicak vs Buaya semakin seru, saling dukung mendukung dilakukan oleh pendukung cicak dan buaya. Jadilah penonton (rakyat Indonesia) lebih kurang 220 juta orang mendapatkan suguhan " drama " yang luar biasa membingungkan. Tidak tahu lagi mana yang betul dan mana yang salah.

Kalau orang jawa bilang, " kriwikan dadi grojogan ", mulanya masalah kecil, semakin lama semakin membesar tanpa mampu dibendung lagi. Bukannya saya mengecilkan permasalahan dalam Cicak vs Buaya, akan tetapi akar permasalahan semakin lama semakin tidak terungkap dikarenakan semakin banyak yang turut campur dalam pertempuran Cicak vs Buaya.

Yang satu dukung cicak, bahkan di Facebook (salah satu jejaringan sosial), pendukung Cicak sudah mendekati 315 ribu (per tanggal 2 November). Ini semua sebagai ungkapan simpati terhadap penangkapan Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah.

Sebagai informasi, Gerakan 1.000.000 Facebookers dimulai sejak tanggal 30 Oktober 2009, Jumat sebagai reaksi atas ditahannya Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah. Gerakan 1.000.000 Facebookers ini diprakarsai oleh Ketua Yayasan Lembak Bengkulu, Usman Yasin (seorang dosen sebuah Universitas).

Bahkan gerakan ini merencanakan untuk turun ke jalan pada tanggal 8 November 2009 sebagai aksi damai menentang penangkapan Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, yang mana di anggap sebagai simbol pemberangusan atau pengerdilan KPK.

Buaya dianggap semena-mena terhadap Cicak yang sudah banyak kehilangan darah (akibat tertangkapnya ketua non-aktif KPK, Antasari Azhar). Tak disangka tak dinyana, buaya masih juga tega untuk membabat 2 kaki cicak yaitu dengan ditangkapnya Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah. Akibatnya memang fatal, cicak semakin tersengal-sengal nafasnya.

Drama Cicak vs Buaya semakin tambah seru setelah ditemukan bukti transkrip rekaman dimana ditengarai bahwa Cicak " dipermainkan " oleh Buaya. Tambah panaslah drama Cicak vs Buaya bahkan berita Miyabi (artis porno Jepang) mulai tenggelam beritanya.

Silakan baca, transkrip rekaman dari okezone.com
http://news.okezone.com/read/2009/10/26/339/269271/berikut-transkrip-rekaman-skenario-kriminalisasi-kpk

Ditengah memanasnya suasana pertengkaran Cicak vs Buaya, sang Presiden Indonesia, SBY merasa namanya di catut karena disebut-sebut dalam transkrip rekaman tersebut. Akibatnya Sang Presiden semakin "meradang " tidak mau tercemar nama baik Beliau. Entah saya tidak tahu mana yang benar dan salah, ruwet bin bingung, ibarat benang kusut.



Sekarang justru banyak pihak yang berkepentingan meributkan transkrip rekaman yang di duga akan menjadi bukti kuat adanya rekayasa, akibatnya massa memagari KPK 24 jam demi mempertahankan transkrip rekaman. Direncanakan selasa, 3 November 2009 akan dilakukan persidangan Cicak vs Buaya oleh Mahkamah Konstitusi (MK) dimana transkrip rekaman akan menjadi bukti kuat adanya rekayasa.

Tak kurang tokoh-tokoh masyarakat pun berduyun -duyun memberikan dukungan moril untuk KPK, sang cicak yang malang. Bahkan Gus Dur, mantan Presiden RI pun menyempatkan datang untuk menyatakan dukungan terhadap KPK.

Memang sungguh menarik drama pertempuran Cicak vs Buaya, menyedot banyak perhatian rakyat Indonesia. Siapa tahu produsen film Hollywood tertarik untuk memfilmkan pertempuran Cicak vs Buaya dengan judul " konspirasi dibalik Cicak vs Buaya ". Atau mungkin Maxima Pictures (produsen film " Menculik Miyabi) juga tertarik untuk memfilmkan pertempuran Cicak vs Buaya dengan judul " Membantai Cicak".

Pandangan Pribadi Penulis

Kalau ditanya mana yang benar dan mana yang salah? Apakah benar Cicak " dipermainkan" oleh Buaya, selanjutnya Komodo hanya cuci tangan. Sejujurnya saya geli kenapa ada nama binatang mulai dari cicak, buaya, komodo dan ada lagikah nama binatang yang belum saya ketahui sebagi perumpamaan nama institusi pemerintah?

Jawabnya, saya tidak tahu karena saya hanya penonton drama " Cicak vs Buaya ". Namanya juga wong cilik. Saya rasa cukup banyak juga kokiers yang sama bingungnya dengan penulis.

Idealnya memang KPK itu sebaiknya independent, mempunyai kekuatan hukum untuk menyelidiki siapa saja yang terlibat dalam kasus korupsi bahkan Presiden sekalipun. KPK tidak bisa diintervensi siapa pun, itu idealnya, tapi susahnya kalau ketua KPK bobrok moralnya ya tidak ada gunanya justru bisa jadi bumerang. Apalagi saat ini pun ketua non-aktif KPK, Antasari Azhar terlibat dalam kasus pembunuhan.

Sebenarnya Cicak ini sudah banyak kehilangan darah sejak ketua non-aktif KPK, Antasari Azhar ditangkap akibat terlibat dalam pembunuhan direktur utama PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen yang melibatkan cinta segitiga. Sungguh mengenaskan kondisi cicak saat ini, bahkan telah kehilangan kedua kakinya.

Drama Cicak vs Buaya ini salah satu contoh nyata bahwa institusi pemerintah Indonesia hanya saling serang, saling menghancurkan dan bukannya saling bekerjasama untuk menghancurkan musuh utama yaitu korupsi. Institusi- institusi pemerintah yang " bingung ", siapa musuh yang sebenarnya?

Justru yang menuai keberhasilan dalam mengadu " Cicak vs Buaya" adalah koruptor (kalau betul dalangnya). Memang harus diakui bahwa "dalang " yang berhasil melakukan Cicak vs Buaya, inilah yang paling pintar dan licik. Dalang inilah musuh utama yang seharusnya di tangkap, kenapa justru terjadi pertempuran antara Cicak vs Buaya?

Lihatlah telah di temukan transkrip rekaman (entah asli atau tidak transkrip rekaman tersebut), kenapa tidak segera di cari biang keladinya? Apakah betul Anggoro dan Anggodo atau juga Susno terlibat dalam rekayasa penangkapan? Kenapa justru tidak terdengar upaya penangkapan Anggoro dan Anggodo? Ada banyak pertanyaan, kenapa, kenapa dan kenapa tidak segera di lakukan pengusutan?

Periksa segera orang-orang yang tersangkut dalam kasus KPK, cukup banyak pemainnya dalam transkrip rekaman tersebut. Luar biasa memang banyak pemain dalam drama Cicak vs Buaya. Apalagi kalau melibatkan banyak uang suapan memang semakin tidak jelas permasalahannya. Namanya uang suap memang selalu jadi ganjalan dalam penegakan hukum, entah mana yang benar, saya sebagai penulis pun tidak tahu, apakah benar ada uang suap 10 milyar? Siapa yang menolak uang bermilyar-milyar bukan? hemmmm... uang panas memang selalu bikin masalah tambah ruwet.

Akhir kata, saya sebagai wong cilik hanya berharap segera di selesaikan kemelut antara Cicak vs Buaya, segera tangkap pelaku yang bersalah dalam drama Cicak vs Buaya, jangan sampai kemelut ini semakin membesar, bisa fatal akibatnya untuk kehidupan bernegara.

Jangan sampai negara Indonesia menjadi terpecah belah akibat pertempuran Cicak vs Buaya. Negara ini harus bersatu untuk menangkap koruptor dan bukannya jadi bulan-bulanan koruptor.
Akan lebih baik tenaga dan waktu yang tercurah untuk drama Cicak vs Buaya dipergunakan dan dicurahkan sepenuh hati untuk membangun negara bukan? Masih ada banyak pekerjaan rumah bukan?


Terimakasih buat semua yang telah membaca dan menulis komen.

Salam hangat dari Jepang,
Ryu & Yuka-chan no mama

Referensi : Berbagai sumber

Note : Telah di muat di KoKi , 3 November 2009

http://www.koki-kolomkita.com/baca/artikel/3/959/pilih_cicak_atau_buaya_

0 件のコメント:

コメントを投稿