Dear Zev, AsMod dan KoKiers,
Sebenarnya sudah basi membicarakan kedatangan Miyabi yang penuh kontroversial di tanah air tercinta. Apalagi Mbak Reef pun sudah menuliskan tentang kontroversi kedatangan Miyabi. Hampir 2 minggu tidak ada habis-habisnya polemik kedatangan Miyabi alias Maria Ozawa di Indonesia. Luar biasa memang seorang Miyabi mampu membuat kontroversial sedemikian gencar di Indonesia.
Kisah tentang Miyabi banyak ditulis di berbagai mass media di Indonesia, bahkan banyak bumbu penyedap yang ditulis yang bikin saya tersenyum dan geli sendiri setiap membaca komentar di berbagi situs. Ada-ada saja cara untuk meningkatkan oplah harian/mass media.
Bahkan saya baca di salah satu situs diberitakan bahwa di Google dengan pencarian nama Miyabi naik hingga 1400 %, sedangkan kata Maria Ozawa sekitar 450 %, luar biasa bukan? Belum bikin film saja Miyabi sudah begitu terkenal di Indonesia, apalagi kalau benar-benar datang ke Indonesia dan bikin film ya?
Sebaliknya justru di Jepang adem ayem, tanpa sekalipun saya melihat pemberitaan Miyabi di mass media Jepang. Sekedar pengetahuan umum, Miyabi di Jepang bukanlah artis terkenal bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu artis porno yang hanya dikenal di kalangan "underground ", bukan kalangan rakyat Jepang umumnya. Di Jepang, artis dikatakan terkenal apabila namanya dan wajahnya dikenal luas di kalangan rakyat Jepang, begitu pula dengan Indonesia bukan?
Saya pernah iseng-iseng tanya kepada beberapa teman, ibu-ibu Jepang, mahasiswa Jepang bahkan rekan kerja berjenis kelamin laki-laki, apakah tahu dengan nama Miyabi atau Maria Ozawa? Hasilnya, sangat mengejutkan, rata-rata tidak mengenal bahkan ada yang baru sekali dengar nama Miyabi. Ini berarti Miyabi hanya di kenal dikalangan penggemar adegan porno.
Lain sekali kalau kita tanya tentang artis Jepang / atlet / orang terkenal di Jepang, seperti Akira Kurosawa, Konishiki, group Tokyo, Akb 48, SMAP, Yamaguchi Momoe, Hibari Misora, Masahiro Kuranuki, Ayumi Hamasaki, group V6, Hikaru Utada, dan masih banyak lagi. Inilah yang disebut terkenal di Jepang, lha koq hanya gara-gara Miyabi bisa-bisanya Indonesia seheboh seperti itu? Apakah mass media Indonesia kekurangan berita sehingga yang dimuat hanya kontroversi kedatangan Miyabi?
Di Jepang memang harus diakui kehidupan free sex cukup banyak dianut oleh orang Jepang, akan tetapi yang membedakan cukup menyolok dengan Indonesia adalah tidak bisa dijual dengan bebas VCD atau DVD porno. Untuk kehidupan free sex pun saya rasa sudah mulai banyak juga di Indonesia (silahkan koreksi apabila saya salah bahwa free sex di Indonesia mulai "menjamur"). Kali ini saya tidak membahas soal free sex di kalangan muda baik Jepang maupun Indonesia.
Lihatlah kawasan Glodok begitu mudahnya untuk membeli sekeping VCD bajakan tentang adegan porno Miyabi, cukup dengan uang Rp 8000, murah sekali. Itulah surga yang bikin pornografi semakin meluas di Indonesia.Miyabi datang atau dibatalkan atau ditunda kedatangan- nya ke Indonesia pun tetap sami mawon.Lihatlah akibat kontroversi kedatangan ratu Porno Jepang justru semakin meningkatkan popularitas Miyabi dan justru bikin banyak orang awam yang justru penasaran dengan Miyabi, termasuk saya. Tidak saya pungkiri, sejak kasus Miyabi mencuat di mass media Indonesia, saya justru semakin penasaran. Akan tetapi setelah saya lihat masyarakat Jepang saja tidak menganggap Miyabi sebagai bintang /artis terkenal di Jepang, kenapa saya jadi ikutan "latah" heboh?
Gara-gara mass media di Indonesia ramai memberitakan tentang kedatangan Miyabi yang akan melakukan syuting selama seminggu di Jakarta dan adanya kontroversi yang berlebihan bahkan dilakukan demo entah yang menolak kedatangan Miyabi atau justru yang mendukung kedatangan Miyabi, akibat yang tidak disadari adalah banyak orang yang semakin "melek" dengan pornografi bahkan anak kecil di Indonesia terkena demam Miyabi. Luarbiasa. Siapa yang patut disalahkan dalam hal ini? silakan cari "kambing hitam".
Di Jepang memang dijual majalah/VCD porno tapi tidaklah sebebas di kawasan Glodok yang murah meriah dan bajakan. Kali ini saya tidak membahas bajakan, yang ingin saya tekankan adalah ada tidaknya Miyabi sebetulnya sami mawon (sama saja), Miyabi hanya pemicu kenaikan penjualan vcd porno yang lagi trend di kawasan Glodok. Yang senang dan ketiban untung justru penjual VCD Miyabi di kawasan Glodok, dan penjual segala pernik-pernik yang ada hubungannya dengan Miyabi dan tentu saja pihak Maxima sebagai produser film yang berniat mendatangkan Miyabi, inilah yang disebut promosi gratis.
Di Jepang, untuk penjualan/penyewaan DVD yang beradegan "syur" alias porno biasanya ada semacam tanda "khusus dewasa", jadi tidak diobral segampang dan semurah di kawasan Glodok, itulah bedanya dengan Indonesia. Biasanya untuk penyewaan atau penjualan DVD adegan "syur" ada semacam penanda khusus semacam korden penutup, jadi yang masuk untuk melihat/ membeli / menyewa adalah yang sydah cukup umur. Bahkan kadang ada penjaga yang mengawasi di sekitar penjualan / penyewaan DVD, tujuannya supaya yang masih dibawah umur tidak ikut-ikutan melihat. Bahkan bila perlu si penjaga menegur secara "halus" untuk yang kurang cukup umur.
Yang diperlukan adanya pengawasan yang ketat, jangan terlalu vulgar dijual murah meriah seperti jualan kacang goreng saja, pantaslah kalau anak-anak kecil pun tambah penasaran dengan adegan porno.
Pandangan pribadi penulis
Kedatangan Miyabi yang akhirnya batal didatangkan ke Indonesia (atau hanya di tunda saja? Mana yang benar?) hanyalah menunjukkan ketidakdewasaan masyarakat Indonesia. Apakah Miyabi termasuk dalam daftar cekal dari pihak Imigrasi Indonesia bukan? Tidak bukan? Ini artinya Miyabi bebas datang dan pergi dari Indonesia sepanjang Miyabi memenuhi syarat dalam mengajukan visa kepada pemerintah Indonesia. Dalam hal ini, saya tidak membela Miyabi, wong datang tidaknya Miyabi ke Indonesia juga tidak ada sangkut pautnya dengan saya, toh kalau pun Miyabi bikin film di Indonesia pun saya juga tidak akan nonton. Sekali lagi saya bukan penggemar atau fans berat Miyabi, wong sama-sama perempuan.
Apakah dengan adanya Miyabi datang ke Indonesia, moral generasi muda akan tambah bobrok? Tidak ada Miyabi pun, sejak dahulu banyak yang bisa akses adegan porno di internet. Janganlah memungkiri hal yang sudah banyak diketahui umum. Jaman sekarang sangatlah mudah untuk melihat dan mengakses hal-hal demikian, kecuali untuk gaptek murni artinya tidak bersentuhan dengan barang-barang elektronik seperti komputer, laptop, blackberry, handphone, video, dsb. Marilah jujur dengan hati nurani masing-masing , janganlah munafik .
Tidak ada Miyabi pun, sudah kerapkali terjadi banyak kasus pelecehan seksual, perkosaan, bahkan pembunuhan akibat tidak terkendalinya "arus bawah" alias nafsu syahwat di tanah air, Indonesia bukan? Entah yang diperkosa, tetangga, saudara, anak, bahkan turis asing pun juga jadi korban perkosaan (kasus Rika yang di perkosa dan dibunuh di Bali ). Marilah koreksi apa yang salah pada bangsa Indonesia ini?
Silakan baca Koki terdahulu
http://www.koki-kolomkita.com/baca/artikel/3/849/pembunuhan_brutal_di_bali
Hasil yang mengejutkan adalah Indonesia mampu meraih peringkat ke 7 di dunia untuk pengakses situs porno (data 2 tahun yang lalu, 2007) dengan kata kunci "sex". Ini data 2 tahun yang lalu, mendapatkan peringkat ke 7, sedangkan tahun 2009 justru naik peringkat nomor 3, luar biasa bukan? Janganlah heran. Ojo gumunan. (Info ini saya kutip dari detiknet dan detikNews dan juga beberapa situs yang lain). Artinya Indonesia justru sangat menyukai adegan-adegan porno dibanding negara produsennya, jadi Indonesia adalah konsumen yang sangat menguntungkan sekali buat produsen pornografi bukan?
http://www.detikinet.com/me/103144/idnews/759716/idkanal/398
Produsen situs pornografi nomor wahid tetaplah dipegang oleh USA, akan tetapi justru pendapatan pornografi terbesar justru dipegang oleh China, disusul kemudian nomor 2 adalah Korea Selatan, dan barulah Jepang yang mendapatkan nomor 3. Sedangkan USA justru menduduki nomor 4 untuk urutan pendapatan pornografi.
Silakan baca juga dari Detiknews,
http://www.detiknews.com/r-situs-porno-miyabi-terbanyak-dicari
Akhir kata, saya tetap berpendapat datang tidaknya Miyabi ke Indonesia bukanlah sesuatu yang perlu dihebohkan, hanya buang-buang waktu dan energi saja. Hargailah Miyabi sebagai manusia biasa, dia datang ke Indonesia juga bukan untuk syuting adegan porno. Miyabi datang ke Indonesia untuk melakukan syuting yang berhubungan dengan profesinya. Saya pun tidak berhak menghakimi pekerjaan Miyabi, itulah pilihan Miyabi, tokh Miyabi juga yang menjalani suka dukanya sebagai icon ratu porno.
Hal terpenting, ajarkan rakyat Indonesia untuk pandai memilih film, mana yang pantas untuk ditonton dan mana yang pantas untuk "dibuang" alias tidak perlu ditonton. Marilah dimulai dari diri masing-masing, bukan sekedar cari "kambing hitam". Janganlah mudah terprovokasi dengan suatu pemberitaan di mass media, segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik.
Silakan kalau mau mengkoreksi info yang ada, saya akan dengan senang hati membacanya.
Terimakasih buat semuanya yang meluangkan waktu untuk membaca dan menulis komentar.
Salam hangat dari Jepang,
Ryu & Yuka-chan no mama
Note : Telah dimuat di KoKi , 16 Oktober 2009
http://www.koki-kolomkita.com/baca/artikel/3/374/miyabi_miyabi_dan_miyabi_lagi_
0 件のコメント:
コメントを投稿