2010年4月15日木曜日


Tragisnya Nasib Muramoto Hiroyuki
Ryu & Yuka-chan no mama - Jepang

Dear Zev, AsMod dan kokiers,

Nama Muramoto Hiroyuki tiba-tiba meroket di kenal banyak pembaca mass media di berbagai belahan dunia ini. Nama ini adalah nama seorang warganegara Jepang. Entah mengapa di berbagai mass media di Indonesia dan juga negara lain hanya di sebut nama Muramoto Hiro, padahal yang benar adalah Muramoto Hiroyuki (sumber : Asahi shimbun).


Memang mungkin benar apalah arti nama, yang penting orang yang dimaksud adalah sama bukan? Penulis tetap menyebut nama almarhum sesuai mass media Jepang (yang pastinya lebih tepat untuk penyebutan nama, karena korban pun warganegara Jepang). Di berbagai mass media dan TV di Jepang, semua tetap menyebut secara lengkap nama almarhum, Muramoto Hiroyuki. Atas dasar itulah maka penulis pun tetap menyebut nama korban secara lengkap, Muramoto Hiroyuki.

Hari ini 13 April 2010, siang hari, jenazah Muramoto Hiroyuki tiba di Narita International airport - Jepang. Jenazah Muramoto Hiroyuki diberangkatkan dengan menggunakan pesawat JAL (Japan Airlines) dari Bangkok dengan tujuan akhir, Jepang. Di dalam pesawat JAL ikut serta istri, 2 anak Muramoto Hiroyuki dan orang tua dari Muramoto Hiroyuki. Setibanya di bandara Narita, peti jenazah korban dikeluarkan dan dilakukan penghormatan oleh karyawan JAL dengan peletakkan karangan bunga dan tanda hormat sebagai ungkapan dukacita yang sedalam-dalamnya dari pihak JAL dan juga pihak Narita airport.

Kepulangan Muramoto Hiroyuki tanpa pesan dan secara mendadak sungguh membuat banyak rekan kerja shock, stress terutama pihak keluarga almarhum. Hal ini terungkap dari pernyataan sang istri korban, Muramoto Emiko, " Dia adalah suami terbaik dan ayah yang terbaik bagi keluarga kami. Saya tidak akan pernah melihatnya kembali saat dia pulang ke rumah dengan senyum khasnya. Saya sungguh sedih dengan kepergiannya ". Muramoto Emiko menjelaskan perihal dan kepribadian Muramoto Hiroyuki saat berada dalam penerbangan dari Bangkok menuju Narita International airport - Jepang.

Kronologis kejadian tewasnya Muramoto Hiroyuki.

Muramoto Hiroyuki (43 tahun) adalah seorang kameramen Reuters (kantor berita Inggris) yang telah mengabdi selama 15 tahun untuk biro tokyo, Jepang. Muramoto Hiroyuki dikenal sebagai kameramen yang handal dan cakap. Dalam rangka tugas kerja meliput situasi demontrasi di negara Thailand maka berangkatlah Muramoto Hiroyuki ke negara tersebut. Muramoto Hiroyuki tiba di Bangkok (ibukota Thailand) pada tanggal 8 April 2010 (kamis).

Naas bagi Muramoto Hiroyuki yang sedang meliput aksi demontrasi besar-besaran di Bangkok. Situasi demontrasi di Bangkok yang semakin memanas dimana ribuan pendukung mantan perdana menteri (PM) Thaksin Shinawatra terus melakukan aksi demontrasinya terhadap PM saat ini yaitu PM Abhisit Vejjajiva mundur dan mengadakan pemilihan umum ulang. Pendukung mantan PM Thaksin ini dikenal sebagai " red shirt " kaos merah karena memang pendukung mantan PM Thaksin kaos / shirt adalah merah membara / merah darah.

Begitulah di hari yang naas, 10 April 2010 (2 hari setelah kedatangan) Muramoto Hiroyuki melakukan tugasnya sebagai kameramen jurnalis untuk Reuters. Muramoto Hiroyuki melakukan tugasnya dengan mengambil gambar saat terjadi demontrasi antara " red Shirt" yang berhadapan langsung dengan olisi, tentara dan pasukan pengaman. Adapun lokasi kejadian berada di jalan Rajdumnoen.

Tak disangka tak dinyana, saat melakukan tugasnya itulah tiba-tiba Muramoto Hiroyuki terkena terjangan peluru yang tepat menghujam bagian kiri dada. Muramoto Hiroyuki yang terluka parah segera dilarikan ke rumah sakit setempat, Klang hospital. Menurut direktur Klang hospital, Dr. Pichaya Nakwatchara, kematian Muramoto Hiroyuki akibat luka parah tembakan di dada sebelah kiri dan juga akibat kehabisan darah.

Tewasnya Muramoto Hiroyuki sunguh membuat shock rekan kerja. Hal ini di kemukakan oleh Kepala editor Reuters, David Schlesinger, " I am dreadfully saddened to have lost our colleague Muramoto Hiroyuki in the Bangkok clashes ".

Pihak keluarga Muramoto Hiroyuki pun segera terbang ke Bangkok untuk memastikan peristiwa naasnya yang menimpa anggota keluarga. Rombongan terdiri dari Muramoto Emiko (isteri Muramoto Hiroyuki), 2 anak Muramoto Hiroyuki dan kedua orang tua dari Muramoto Hiroyuki yang bertujuan untuk melakukan identifikasi korban. Rombongan keluarga korban tiba di Klang hospital (Bangkok) pada hari Senin pagi.

Kabarnya hasil rekaman yang dilakukan oleh almarhum Muramoto Hiroyuki sungguh luar biasa. Rekaman ini menunjukkan detik-detik saat ketegangan memuncak antara " red shirt" dan pasukan pengaman Thailand. Sayang seribu sayang rekaman yang luar biasa ini justru memakan korban kameramennya sendiri yaitu Muramoto Hiroyuki. Hasil rekaman yang terdapat dalam kamera ini telah di serahkan kembali kepasa Reuters oleh pihak yang menemukannya yaitu " red shirt ". Konon Muramoto Hiroyuki masih melakukan kegiatannya merekam gambar pada detik-detik sebelum ajal menjemput akibat tertembak. Sungguh dedikasi yang luarbiasa terhadap pekerjaannya.

Kokiers, nasib manusia tak seorang pun mampu menebak. Pada saat rombongan keluarga tiba di Bangkok memang Muramoto Hiroyuki telah meninggal dunia. Sungguh pendek usia Muramoto Hiroyuki, 43 tahun. Masih ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh Muramoto Hiroyuki.

Peristiwa Muramoto Hiroyuki membuat pemerintah Jepang gusar. Pihak Kepolisian Jepang telah mengirimkan tim dengan tujuan untuk menyelidiki kematian Muramoto Hiroyuki. Tugas inti dari tim ini adalah bekerjasama dengan pihak terkait untuk mencari fakta bagaimana Muramoto Hiroyuki tertembak saat terjadi bentrokan antara " red shirt " dan pihak keamanan Thailand. Pihak Kepolisian Jepang pun akan melakukan autopsi ulang setibanya jenazah Muramoto Hiroyuki di Jepang. Bahkan Hirofumi Hirano (juru bicara pemerintah Jepang) menyatakan, Kepolisian Jepang sedang mempelajari kasus Muramoto Hiroyuki apakah kematian Muramoto Hiroyuki yang tragis ini dianggap sebagai kejahatan atas warganegara Jepang di luarnegeri.

Kokiers, dari peristiwa tewasnya Muramoto Hiroyuki di Bangkok, satu hal yang menarik perhatian penulis adalah begitu besar perhatian pemerintah Jepang terhadap kasus warganegara yang mengalami kejadian tragis di luarnegeri.

Tanpa bermaksud membandingkan satu negara dengan negara lain, penulis hanya menekankan satu hal, " Kehilangan nyawa manusia adalah tidak tergantikan. Uang segunung Fujisan (gunung legendaris di Jepang, Fujisan atau Fujiyama) sekalipun tidak akan mampu menggantikan nyawa Muramoto Hiroyuki. Sudah sepantasnya dan selayaknya pemerintah Jepang menaruh perhatian yang besar terhadap kematian warganegaranya ". Untuk hal kemanusiaan dan perhatian pemerintah Jepang terhadap warganegara memang patut diacungi jempol. Salut dan hormat penulis untuk pemerintah yang perhatian terhadap nasib warganegaranya.

Terimakasih untuk semua pembaca yang telah membaca dan menulis komentar.

Salam hangat dari Jepang,
Ryu & Yuka-chan no mama

Referensi :

* http://www.yomiuri.co.jp/dy/national/T100412004303.htm
* http://www.afpbb.com/article/disaster-accidents-crime/crime/2718540/5606899
* http://www.asahi.com/english/TKY201004120234.html
* http://www.reuters.com/article/idUSTRE6391OO20100410
* http://www.youtube.com/watch?v=FpsXlbq9X08

Foto:

www.asahi.com

www.reuters.com

P.S : Telah ditayangkan di koki.cetik.com pada tanggal 15 April 2010

http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/2/1514/tragisnya_nasib_muramoto_hiroyuki_

0 件のコメント:

コメントを投稿