2016年10月1日土曜日

Boleh Miskin Harta Tapi Tidak Boleh Miskin Mental!

Boleh Miskin Harta Tapi Tidak Boleh Miskin Mental!

ogawa-san

Ohayou gozaimasu. Selamat pagi", sapaku saat melihatnya berada tepat di depan pintu utama toko. Seorang wanita tua. 

Senyum mengembang di wajah keriputnya. Sudah lebih dari separuh abad usianya. Penampilannya amat sangat biasa. Tidak lusuh, biasa saja, tidak bermerek tapi bersih. Sering sekali ke toko, mencari aneka barang. Saking akrabnya bahkan menjadi "pelanggan istimewa" yang sering sekali membawa buah tangan hasil kebunnya. Tangan seorang pekerja keras, kasar, dan tidak mengenal hand body lotion.

Sebut saja namanya, Ogawa-san. Sejak awal mengenalnya, ada banyak pertanyaan yang berkecamuk di benakku. Bukan usil atau ingin tahu urusan orang lain, hanya berusaha memahami karakter pelanggan saja. Menjalin keakraban saja. Kalau istilah zaman kekinian adalah memperluas networking, jaringan kerja. Seiring dengan berjalannya waktu, keakraban terjalin dan kami sudah layaknya teman.

Ogawa-san, ibu Ogawa ini seorang pekerja keras. Memiliki kebun yang luas dan sangat hemat. Bukan pelit, tapi hemat dalam memperhitungkan pengeluaran uangnya. Di Jepang, tipe manusia hemat sangat lumrah karena memang biaya hidup di Jepang mahal. Ibarat kata, satu yen juga dihitung karena memang hidup mereka keras dan uang tersebut halal dari kerja keras mereka. Alhasil, mereka sangat perhitungan dan sangat rinci dalam mempergunakan uang hasil kerja kerasnya. Tidak buang uang dengan mudah.

Masa mudanya diisi dengan bekerja keras. Membantu suami menambah penghasilan demi masa depan anak-anaknya. Hidupnya diabdikan untuk keluarga kecilnya. Di kala usia senja, Ogawa-san masih terlihat sehat dan ceria setiap saat.

"Hidup itu harus optimis. Banyak kendala, itu namanya orang hidup. Perjuangkan dan cari solusinya. Kalau hanya menangis, mengeluh.. setiap orang juga bisa. Boleh saja menangis, mengeluh tetapi setelahnya harus segera bangkit dan segera cari solusi," itulah salah satu kata-katanya yang seringkali diucapkannya.

Satu kali dalam kehidupannya yang keras pun ia pernah mengalami masa-masa sulit. Suami sakit keras dan anak-anak masih kecil, butuh biaya hidup yang tak sedikit. Pada masa itu, Ogawa-san "mengambil alih" tugas dan peran sebagai bapak dan pencari nafkah bagi keluarga kecilnya. Ogawa-san melakukan 3 shift pekerjaan part-time dalam sehari. Tidur hanya saat dalam perjalanan menuju ke tempat bekerja. Di Jepang, memang lumrah dobel pekerjaan part-time. Malam hari, di kala orang tidur dengan nyenyak, Ogawa-san justru harus bekerja keras di sebuah mini market. Pekerjaan yang dilakukan memang tidak menghasilkan banyak uang tetapi cukup untuk menghidupi keluarga kecilnya. Hal itu dijalaninya cukup lama, lebih dari 5 tahun. Beruntung, suaminya perlahan pulih dan bisa bekerja kembali. Tidak full time, tetapi kesehatan suami yang pulih sudah sangat membantu dalam mengatasi beban hidup.

"Masa itu, aku tidak sempat menangis lagi. Air mataku sudah kering. Mengeluh, menangis pun tak ada gunanya. Apa yang bisa kukerjakan demi kelangsungan kehidupan keluargaku, hanya itu yang ada di dalam benakku. Tak terbersit dalam benakku untuk melakukan hal konyol, bunuh diri. Kami harus menghadapi kenyataan yang ada di depan mata dan segera cari solusinya agar anak-anak bisa melanjutkan hidup," ujarnya dengan nada pelan. Sejenak Ogawa-san menghapus air mata yang mengembang di kelopak mata, mengingat kembali perjalanan hidupnya. Segera aku bangkit dan menyodorkan secarik tisu untuknya. Menenangkannya dan membiarkan Ogawa-san meluapkan emosinya. Aku menunggu hingga ia tenang kembali. Mendengarkan, juga sudah membantunya. Ah, perjalanan hidup anak manusia memang beraneka ragam, selalu ada satu masa sulit yang harus dilalui.

Dari Ogawa-san, ada banyak yang bisa di pelajari. Semangat hidupnya yang luar biasa. pandangan hidupnya yang selalu positif, optimis, berani menghadapi kenyataan pahit, kaya mental. "Boleh miskin harta tapi tidak boleh miskin mental," seperti yang diungkapkan, Andrie Wongso, bapak motivator kita di Indonesia. Ternyata Ogawa-san memang kaya mental! Manusia yang luar biasa, patut diacungi jempol.

"Berani menghadapi kenyataan adalah cara efektif untuk membuang kekhawatiran karena kecemasan tidak datang dari luar, tetapi dari dalam diri kita." (Andrie Wongso)

Salam luar biasa, 
Hani Yamashita - Jepang
_______________________
*) foto adalah ilustrasi

Ps: Telah di muat di Andrie Wongso.com, 22 September 2016
http://www.andriewongso.com/boleh-miskin-harta-tapi-tidak-boleh-miskin-mental/

0 件のコメント:

コメントを投稿